Mengharap Adanya Metamorfosis
UN ke ENAS
|
Suasana KBM SMP Negeri 2 Banyuwangi |
Ujian Nasional bagi sebagaian masyarakat merupakan satu bentuk ujian yang paling menakutkan karena hasil akhirnya adalah "lulus" dan "tidak lulus", sejak dituangkan kebijakan "lulus" dan "tidak lulus" dengan kriteria tertentu salah satunya tidak boleh ada angka "mati", sejak inilah wajah ujian nasional begitu angker dan menakutkan. Permasalahannya hanya masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mampu menerima 100% kebijakan ujian nasional, pasalnya sudah terlalu lama penilaian pribadi penulis siswa/anak didik dimanja dengan "selalu lulus", "selalu naik", "KKM yang hebat tapi tidak sesuai dengan kemampuan". Hingga semakin lama dunia pendidikan terlalu gampang dilalui oleh siapa pun yang saat itu mengalaminya. Salah satunya dunia pendidikan sudah tidak mengenal rasa "jujur" terlalu banyak pendidik menciptakan nilai di luar kepatutan karena aturan, sehingga pendidik harus pandai-pandai betul bagaimana caranya peserta didik dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal dalam belajar.
Pertentangan dan harapan pro dan kontra sistem ujian nasional telah menemukan titik terang dengan berubahnya kriteria kelulusan dan fungsi ujian nasional itu sendiri. Arah evaluasi ujian nasional (unas) pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo semakin jelas. Yakni menghapus unas, kemudian menggantikannya dengan evaluasi nasional (enas). Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) selaku penyelenggara unas yang nantinya berganti enas terus melakukan koordinasi teknis persiapan penyelenggaraan periode 2015.
Menurut dosen Universitas Islam Negeri yang sekaligus sebagai anggota BNSP Teuku Ramli Zakaria, perubahan dari unas ke enas tidak sekedar pergantian nama saja. Dalam perubahan ini diungkapkan sebagai rasa keinginan mengembalikan fungsi ujian tahunan yang rutin diselenggarakan, sehingga mengerucut kembali ke fungsi evaluasi.
Sementara itu jadwal ujian nasional th 2015 terbagi atas tingkatan SMA dilaksanakan tanggal 13 - 15 April 2015, tingkat SMP tanggal 4 - 6 Mei 2015. Sedangkan tingkat SD berlangsung sama seperti tahun yang lalu. Untuk ujian nasional 2015 yang berganti dengan evaluasi nasional terdapat perubahan jika di tahun 2015 nanti, nilai siswa tidak menjadi standar kelulusan namun lebih kepada pemetaan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Kelulusan sepenuhnya menjadi wewenang sekolah, dan juga dapat dimanfaatkan sebagai strategi pengembangan kualitas guru dan sekolah.
Harapannya, semoga dengan perubahan ini membuahkan makna metamorfosis ujian akhir yang semakin baik dan lebih baik. Karena bagaimana pun bentuk ujian nasional masih dibutuhkan sebagai radar evaluasi, radar pembenahan, yang tentunya tidak membebani peserta didik dan dapat sama-sama dimaknai demi kemajuan bangsa yang lebih maju, bermoral, dan berdaya saing serta sesuai yang di cita-citakan dalam sistem pendidikan nasional kita yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya.