SMP 2 BANYUWANGI: SMP Negeri 2 Banyuwangi Goes To Bali

SMP Negeri 2 Banyuwangi Goes To Bali Island

Penulis Blog Ranggawuni

Untuk memberikan layanan prima, segenap bapak/ibu guru serta karyawan TU SMP Negeri 2 Banyuwangi melakukan kegiatan wisata ke Pulau Bali. Berangkat dari kota Banyuwangi pada malam hari tanggal 12 Desember 2019 rombongan langsung menuju ke pelabuhan Ketapang Banyuwangi untuk menyeberang ke Pulau Bali, antri tidak terlalu lama bus masuk ke kapal ferry dan melakukan penyeberangan kira-kira 30 menit sudah sampai ke pelabuhan Gilimanuk Bali.

Perjalanan berhenti di Warung Makan Banyuwangi Echo sambil melakukan istirahat untuk menunggu waktu pagi dan melakukan pemberangkatan berikutnya pada Jumat pagi dengan tujuan utama di Tanah Lot. Selama di tanah Lot, rombongan di pandu oleh gaet profesional untuk menjadi pemandu wisata selama perjalanan yang di rencanakan yaitu di Tanah Lot, Pantai Pendawa, Ulu Watu, Desa Panglipuran.

Selama perjalanan bapak/ibi guru dan karyawan tampak ceria dan semakin akrab dengan pemandu wisata yang dipanggil dengan nama Mbok Sri, hal ini tampak dari balasan-balasan gurauan yang semakin menambah suasana semakin akrab, terlebih ditambah dengan cerita-cerita serta perbedaan arti kata asli Bali dengan dialog masyarakat Banyuwangi yang ternyata kata yang sama biasanya memiliki arti kata yang berbeda.

Selama kira-kira tiga jam kunjungan di Tanah Lot selanjutnya rombongan menuju ke Pantai Pendawa. Pantai Pendawa dahulunya merupakan tempat penambangan batu akik di Bali yang selanjutnya oleh pemerintah Bali di sulap menjadi tempat wisata terlebih di daerah Pantai Pendawa digunakan sebagai tempat olah raga paralayang. Puas berputar-putar, rombongan menuju ke Rumah Makan Nasi Pecel Bu Tinuk di Kuta, di rumah makan ini selain melakukan acara makan malam juga melakukan berbagai kegiatan hiburan elekton, dan selanjutnya rombongan menuju ke Hotel Kyriad Royal Seminyak Bali.

Usai istirahat, kegiatan wisata pada hari Sabtu, 14 Desember 2019 dilanjutkan menuju desa Panglipuran Bangli, desa ini merupakan desa budaya. Nama Panglipuran merupakan nama yang menunjukkan bahwa desa ini pada masa kerajaan-kerajaan Bali masih berkuasa merupakan desa tempat raja-raja melakukan liburan dan sebagai tempat untuk mengibur diri, jelas Mbok Sri sebagai pemandu wisata dengan semangat.