VISI MISI SMP NEGERI 2 BANYUWANGI BERKARAKTER, BERPRESTASI, DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN

Selasa

Gandrung SMP Negeri 2 Banyuwangi

18 Penari Gandrung SMP Negeri 2 Banyuwangi
Menyajikan Gandrung Sewu Panji-Panji Sunangkoro

Gandrung Sewu SMP Negeri 2 Banyuwngi
    Tema Gandrung Sewu 2019 yang diselenggarakan hari Sabtu, 12 Oktober 2019 kali ini bertemakan Panji-Panji Sunangkoro. Dalam tema Gandrung Sewu 2019 ini Panji-Panji Sunangkoro merupakan panji perang berupa kepala serigala melolong. Panji Sunangkoro merupakan panji-panji yang digunakan pasukan Rempeg dalam medan tempur Puputan Bayu. Lambang serigala melolong tersebut di ciptakan untuk menciptakan suasana dan menyiutkan nyali musuh, menurut budayawan Banyuwangi Abdullah Fauzi, "lambang tersebut hingga kini pun masih di gunakan di awal film horor untuk menciptakan suasana mencekam".
   Dalam kisah tema di Gandrung Sewu 2019 ini tidak mengangkat kisah Perang Puputan Bayu melainkan matinya Mas Alit di laut utara Gresik. Sebelum Mas Alit, beberapa bupati yang dianggap memihak pejuang Banyuwangi ditangkap dan diasingkan oleh VOC. Mas Alit dianggap memihak VOC oleh pejuang bekas pasukan Rempeg. Apalagi Mas Alit naik kapal laut berbendera Belanda menuju Semarang untuk memenuhi undangan penguasa pantai utara dari VOC.
    Sebagian pasukan Rempeg, setelah Puputan Bayu, tetap melawan dengan merompak kapal-kapal laut berbendera Belanda di laut. Mendengar Mas Alit akan bertemu pejabat VOC membuat mereka geram dan merencanakan penyerangan. "VOC tahu bekas pasukan Rempeg selalu menyerang kapal laut berbendera Belanda. Mereka diadu domba," kata Fauzi. Kapal yang membawa Mas Alit dan bekas pasukan Rempeg betul-betul bertemu dan berperang di laut utara Gresik tahun 1782. Mas Alit terbunuh, padahal secara diam-diam dirinya mendukung pejuang Banyuwangi merdeka dari Belanda.
Fauzi mengatakan jasad Mas Alit tenggelam di laut, yang kembali ke Banyuwangi hanya baju kebesarannya. Penyerahan replika baju kebesaran Mas Alit kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, menjadi bagian adegan penutup Gandrung Sewu 2019.
    Belanda dalam catatan sejarahnya menulis Mas Alit tewas dibunuh perompak di laut. Padahal dari sudut pandang warga Banyuwangi, penyerangan kapal-kapal berbendera Belanda dilakukan pejuang Banyuwangi, bukan perompak. "Pejuang-pejuang ini sudah berpamitan pada keluarga dan minta diikhlaskan bila tak kembali. Mereka justru sedang mempertahankan tanahnya," pungkas Fauzi.
    Itulah sekilas tentang tema Panji-Panji Sunangkono di Gandrung Sewu 2019. Untuk tahun ini SMP Negeri 2 Banyuwangi menyertakan gandrung yang dimiliki sebanyak 18 penari, dibanding tahun sebelumnya sekolah yang bertempat di Jalan Ranggawuni No. 41 ini hanya mengeluarkan sebanyak 8 penari yang tentunya lolos seleksi terlebih dahulu.
    Selain memunculkan penari gandrung di Gandrung Sewu, SMP Negeri 2 Banyuwangi juga memberikan penghargaan untuk siswa-siswi berprestasi dalam kegiatan Literasi, siswa-siswi tersebut adalah:
1. Farra Azahrani 8H
2. Hilda Ayu Shofia 9C
3. Zhifanka PutrinSyahbrina 8H
4. Naura Whasfa Qurotuain 9A
5. Faricha Octania Ramadani 7C

Gandrung Sewu Banyuwngi

Tampilan Team Gandrung Sewu 2019
Gandrung Sewu SMP Negeri 2 Banyuwangi
Duta Literasi SMP Negeri 2 Banyuwangi

Duta Literasi SMP Negeri 2 Banyuwangi

Duta Literasi SMP Negeri 2 Banyuwangi

Duta Literasi SMP Negeri 2 Banyuwangi

Tidak ada komentar: