LULUS, MAU SEKOLAH KEMANA?
disampaikan oleh: Ahmad Amin Udin, S.Pd, S.ST
Memilih sekolah hendaknya dengan mengukur kemampuan, diantaranya adalah: ekonomi orang tua dan juga kemampuan daya pikir sang anak. Setiap anak memiliki bakat dan potensi yang berbeda. Tidak semestinya orang tua memaksakan pilihan sekolah kepada anak-anaknya. Secara ekonomi barangkali orang tua mampu ‘membeli’ bangku sekolah, tapi apa jadinya jika sang anak tidak bisa mengikuti pelajaran yang diberikan. Berikan kesempatan dan kepercayaan kepada anak untuk memilih sekolah. Arahkan dan berikan alasan yang bisa diterima jika pilihan mereka tak sesuai dengan harapan kita. Tidak selamanya baik juga jika anak diberikan kebebasan memilih sekolah sesukanya saja. Harus dimusyawarkan, dipilih dan dipilah plus minusnya.Memilih sekolah hendaknya tidak hanya melihat status negeri atau swasta, juga bukan menjadikan kemegahan gedung dan kelengkapan fasilitas sebagai tolak ukurnya. Jauh lebih penting adalah yang memberikan lingkungan dan pendidikan seperti yang kita inginkan. Kita ingin anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang taqwa, cerdas, terampil sesuai slogan pendidikan di negeri kita.
Sekolah mana yang akan dipilih? Jangan asal favorit, jangan asal berfasilitas kumplit, jangan asal terlihat elit. Pilihlah sekolah yang bisa menghasilkan siswa siswi yang taqwa, cerdas dan terampil. Taqwa itu yang utama. Kecerdasan dan ketrampilan yang dilandasi ketaqwaan akan membawa kemaslahatan. Sebaliknya, kecerdasan dan ketrampilan tanpa dilandasi ketaqwaan, akan mendatangkan kemudharatan. Ketaqwaan tanpa disertai kecerdasan akan menjadi sesat. Tak akan bernilai apabila sesuatu termasuk ibadah dilakukan tanpa ilmu. Ketaqwaan dan kecerdasan akan mandul dan sekedar menjadi teori tanpa memiliki ketrampilan untuk mengamalkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar